Info Kesehatan - Di dalam dinding lambung terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan asam lambung. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin.
Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Sedangkan musin merupakan mukosa protein yang berfungsi melicinkan makanan.
Biasanya asam lambung akan mengalami peningkatan (refluks) pada saat mencerna makanan dan saat seseorang mengalami kondisi psikis tertentu seperti stres, ketakutan, panik dan lainnya. Inilah yang menyebabkan rasa tidak nyaman seperti, nyeri dan rasa terbakar di bagian perut, ulu hati hingga dada.
Jika refluks asam lambung ini terjadi biasanya orang akan menggunakan obat penurun asam lambung untuk mengurangi gejala yang muncul. Namun, jika Anda takut ketergantungan dengan obat-obatan tersebut, ada beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mengendalikan asam lambung dan mencegah refluks asam lambung, seperti:
Hindari Makanan Asam dan Pedas
Makanan-makanan iritatif yang mengandung asam dan bercita rasa pedas juga dapat memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan. Jeruk, tomat, stroberi adalah contoh makanan yang memiliki kadar keasaman yang cukup tinggi (sifatnya kondisional tergantung kondisi masing-masing orang) dan sebaiknya dihindari penderita refluks asam lambung.Kondisi ini akan lebih parah jika Anda mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok. So, segera hentikan kebiasaan tersebut.
Hindari Stres
Seperti kita ketahui bahwa stres merupakan pemicu berbagai masalah kesehatan serius, salah satunya adalah refluks asam lambung. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The american Journal of Gastroenterology menunjukkan bahwa mereka yang sedang stres cenderung mengalami peningkatan risiko tekanan darah tinggi dan juga gejala refluks. Oleh sebab itu, hindarilah stres sedini mungkin.Turunkan Berat Badan
Sebuah studi yang dilakukan pada 2005 menyebutkan bahwa risiko refluks asam lambung meningkat pada orang-orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Para peneliti menganjurkan untuk mengurangi beberapa kilogram berat badan pada penderita obesitas agar terhindar dari risiko refluks asam lambung.The American Journal of Gastroentereology mengatakan bahwa diet sehat seperti mengonsumsi sayuran, makanan berserat dan karbohidrat kompleks, diyakini mampu membuat gula darah tetap stabil dan hormon pembakar lemak bisa bekerja dengan optimal untuk menurunkan berat badan.
Minum Sebelum Makan
Sebagian besar peneliti sepakat bahwa refluks asam lambung dapat muncul akibat dehidrasi di saluran pencernaan atas. Walaupun begitu, minum banyak air di saat makan berlangsung juga bisa menyebabkan perut cepat penuh, dan akan memicu refluks. Maka dari itu, minumlah air beberapa menit sebelum makan, dan sebaiknya tidak minum air ketika sedang makan.Makan Lebih Pelan
Dalam diet untuk menurunkan berat badan, makan lebih pelan sangat dianjurkan agar perut bisa kenyang lebih cepat sehingga tidak makan berlebihan. Ternyata cara ini pun memiliki manfaat lainnya, yaitu membantu mengendalikan asam lambung.Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Gastroenterology, orang yang makan terburu-terburu berisiko mengalami refluks asam lambung. Oleh sebab itu makanlah secara perlahan dan nikmati hidangan yang anda santap.
Kurangi Konsumsi Gula & Karbohidrat
Sebuah studi yang dilakukan tim peneliti dari University of North Carolina pada 2006 menemukan bahwa, mengurangi gula dan makanan yang tinggi karbohidrat dapat mengurangi gejala refluks asam lambung.Istirahat Cukup
Salah satu alasan mengapa tubuh Anda butuh cukup waktu untuk tidur adalah, tidur dapat mengurangi risiko refluks asam lambung di pagi hari.Penelitian dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur saat malam cenderung mengalami refluks keesokan harinya. So, dapatkan tidur cukup dan berkualitas antara 7-8 jam setiap hari.
Sumber: DuniaFitnes